Koalisi adalah sebuah pengelompokan aktor-aktor politik
pesaing untuk dibawa bersama baik melalui persepsi ancaman bersama atau
pengakuan bahwa tujuan mereka tidak dapat tercapai dengan bekerja secara
terpisah (Heywood).[1]
Sedang menurut Gamson, koalisi adalah penggunaan sumberdaya bersama untuk
menentukan hasil dari sebuah situasi politik campuran yang melibatkan lebih
darin dua unit.[2]
Pada negara yang
menganut sistem multipartai, koalisi telah menjadi keharusan sebagai hal yang
wajib dilakukan bagi partai pemenang pemilu. Hal ini didasari bahwa jumlah masa
akan terpecah pada banyak simpul-partai. Pun dengan negara penganut
Presidensial multipartai seperti Indonesia. Pemenang pemilu sebagai aktor yang
berkuasa mengendalikan semuanya (the
winner take all) memerlukan koalisi agar pemerintahannya menjadi kuat
dengan legitimasi partai koalisi lain.
Menurut Heywood, ada 4 macam pola koalisi, yaitu:
1. Koalisi
elektoral, yaitu aliansi dimana masing-masing partai anggota koalisi setuju
tidak bersaing melawan satu sama lain anggota koalisi tersebut.
2. Koalisi
legislatif, yaitu kesepakatan dua partai atau lebih untuk mendukung sebuah
produk undang-undang atau kebijakan tertentu.
3. Koalisi
pemerintahan, yaitu kesepakatan formal diantara dua atau lebih partai yang
melibatkan distribusi tugas menteri.
4. Koalisi
pemerintahan nasional, yaitu koalisi antara partai besar utama dan dibentuk
hanya dalam kondisi krisis.
Pertimbangan paling utama dalam koalisi saat ini adalah
bukan lagi masalah ideologi, tetapi yang menjadi pertimbangan adalah jumlah
massa suatu partai. Aplow dalam “A Theory
of Coalition in The Triad” membuat simulasi dari koalisi yang berisi tiga
partai (triad). Dalam simulasinya, Ia berasumsi bahwa :
1. Anggota
Triad mungkin berbeda kekuatannya.
2. Setiap
anggota Triad menjadi kontrol bagi anggota lain,
3. Kekuatan
akan bertambah,
4. Format
koalisi berlangsung dalam format triadik.
Sedang Gamston membagi pola koalisi menjadi 4 argumen
teoritikal asal terbentuknya, dimana koalisi terbentuk bukan hanya melihat
sumberdaya, tetapi ada dimensi lain yang melatarbelakanginya, yaitu sebagai berikut
:[3]
1. Minimum- Resuorce Theory, koalisi
ini menekankan pada sumber daya yang dibawa partai koalisi. Dalam koalisi ini,
mereka hanya menghitung bagaimana mereka menang dengan suara minimal yang dapat
terbentuk.
2.
Minimum-
power Theory, koalisi ini menekankan pada kekuatan relatif
partai politik. Koalisi ini menjadikan partai dengan kualitas terbaik menjadi
pemimpin, bukan melihat sumber daya-nya.
3. Anticompetitive Theory,
koalisi seperti ini terbentuk dari partai-partai dengan kekuatan dan sumber
daya yang hampir sama. Dalam koalisi ini hanya ada posisi tawar-menawar dalam
menentukan pembagian keuntungannya, tanpa melihat kekuatan dan sumber daya yang
dibawa partai tersebut.
4. Random choice, koalisi
ini susah untuk dihitung secara rasional. Koalisi ini terbentuk biasanya pada
situsi yang isidentil saja.
Selain pola koalisi, para ahli juga memberi penjelasan
mengenai motif koalisi. Hinckley melakukan simulasi motif koalisi dengan 3
aktor,berdasar simulasi yang dilakukan, ia membagi motif koalisi menjadi 3,
yaitu :
1. Mencari
efisiensi.
2. Menjadi
pemegang control dalam koalisi terhadap partai yang lebih lemah dalam koalisi,
3. Mengamankan
diridari beberapa keadaan.
Selain itu, Debus (2008)menyebut bahwa partai melakukan
koalisi didasari oleh salah satu dari dua alasan, yaitu:
1. Berorientasi
pada kekuasaan (office-oriented approaches)
2. Berorientasi
pada kebijakan (policy-orientied approaches)
KOALISI POLITIK DI INDONESIA PASCA PEMILU 2009
Pasca kemenangan mutlak Partai Demokrat di pemilu 2009,
sejumlah partai politik melakukan koalisi sebagai partai pendukung pemerintahan
SBY dan juaga di Parlemen. Sedikitnya ada 6 partai besar peserta pemilu yang
lolos Parlementary Threshold (PT).
partai-partai yang tergabung dalam koalisi ini adalah Partai Demokrat (PD),
Partai Golongan Karya (PG), PArtai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan
Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa
(PKB).
Kekuatan koalisi ini terbilang sangat kuat. Ini terbukti
jika kita melihat perolehan kursi parlemen masing-masing partai koalisi. Partai Demokrat memperoleh 148 kursi,
Partai Golkar memperoleh 106 kursi, PAN memperoleh 46 kursi, PPP memperoleh 38
kursi, PKB memperoleh 28 kursi, PKS memperoleh 57 kursi. Maka jika kita hitung,
total kursi seluruh jumlah partai koalisi
mendapat total kursi sebanyak 423, sedang kursi diluar koalisi hanya 137
kursi saja.
Koalisi yang diprakarsai PD terdiri dari berbagai model
partai. Sedikitnya ada dua ideologi partai didalam koalisi tersebut, yaitu
nasionalis dan islam. Menurut Lijphart ketercakuapan mayoritas kursi tidak menjamin kesetabilan koalisi
apabila tidak memperhitungkan jarak ideologi pada masing-masing anggotanya.
Koalisi politik tersebut-pun mengalamai seperti yang
diteorikan oleh lijphart, koalisi pendukung pemerintahan SBY yang terdiri dari
dua ideologi tersebut tidak berjalan harmonis. Ini terlihat dari beberapa
penyikapan kebijakan yang tidak sependapat dengan usul yang digagas SBY.
Pada sidang DPR RI tentang perubahan APBN-P 2012,
beberapa partai di parlemen yang tergabung dalam koalisi pendukung pemerintahan
SBY justru menolak usul SBY untuk menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Begitupun ketika digelar sidang untuk penyikapan kasus bank Century. Beberapa
wakil partai koalisi di DPR tidak sependapat dengan usulan pemerintah.
Selain itu, jika dilihat dari sumber daya yang dimiliki, koalisi
pendukung SBY adalah koalisi yang terlalu besar. koalisi ini termasuk dalam
jenis oversized coalition) dimana
koalisi ini menguasai lebih dar 50% jumlah kursi di DPR. Ini menjadikan
pertimbangan yang sangat sulit bagi SBY. Bagi SBY, jumlah koalisi yang terlalu
besar justru menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.
Dengan koalisi yang sangat besar, SBY dalam membuat
kebijakan harus memikirkan bagaimana semua pihak dalam kalisi mendapat
keuntungan. Hal ini akan menjadi Sandra bagi dirinya, sehingga ia akan sangat
tergantung dan terkesan sangat lamban dalam mengambil keputusan.
KHANIF IDRIS
MAHASISWA JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
apik Khif, saranku lebih pertajam analisis pribadimu, jgn ragu2 , oke og tulisan2 mu :-D
BalasHapusyoa mamen..
BalasHapusmakasih komennya...
:D
Terimakasih informasi nya gan, sangat bermanfaat :)
BalasHapusditunggu kunjungan baliknya yaah ,
kunjungan,
BalasHapusterima kasih banyak informasinya...