Facebook

Featured Posts

Rabu, 06 Mei 2015

Dipertemukan Dengan Mereka


Menjadi CPNS adalah berkah terbesar diawal tahun ini bagi saya, selebihnya adalah juga tentang keberkahan dipertemukan dengan orang-orang yang saya anggap luar biasa. Dipertemukan dengan teman-teman yang juga mendapat berkah jadi CPNS di  Setjen BAWASLU RI tahun ini. Penulis dan mantan wartawan dari majalah langganan saya, Tempo, abang saya bang Yugha Erlangga, dengan mantan wartawati Republika, mbak Ira sasmita, mantan wartawan Koran Jakarta, Mas haryo, mantan asisten dosen di JPP UGM  mas Eko Agus, para mantan aktivis dari pelbagai kampus, aktivis gerakan gender, dan segenap para jamaah kajian kantiniyah. Pada mereka saya jatuh hati untuk kembali diskusi, membahas teori lama, isu isu kekinian pun pada mereka saya berharap ilmu-ilmu baru.

Kebon Kacang III,  6 Mei 2015.

Jumat, 03 April 2015

Pameran Buku


Semalam selepas magrib, aku bersama adik kelasku pergi ke Pameran buku di pusat kota Semarang. Disini pameran buku jadi even tahunan yang ditungu, terlihat dari antusias pengunjung yang datang, ramai sekali. Mereka yang datang, sibuk memilah  buku-buku menarik di “gang-gang”  sempit antar lapak, dengan sesekali harus mengucap “ permisi..” saat menyusurinya.
Bagiku, datang ke pameran atau ke toko buku memang tak asing lagi. Biasanya sebulan sekali memang saya agendakan untuk pergi ke toko buku. Membeli buku dengan  genre apa saja, tak harus dipatok, seringkali bahkan hanya membeli sebuah novel. Tapi datang ke toko dan pameran buku adalah rutinitas yang paling mengasyikkan. Bersama Donna aku biasa habiskan akhir pekan, seharian membaca, memilih, membagi masing-masing membeli buku apa dan akhinya memutuskan untuk membeli buku yang mana . Tapi berbeda malam tadi, aku ke pamaren tak bersamanya, tak ada lagi  "teman" diskusi, semoga Allah cepat pertemukan lagi aku dengan dia, agar “gang-gang” di toko dan pameran buku bagiku tak lagi tak terlalu “sepi dan membosankan”.


Rabu, 01 April 2015

Aku Dan Jarak yang Tak Pernah Berjarak


Bumi Allah begitu luas, membentang jauh, hingga selalu memisah apapun yang ada di lembar lapis muka buminya. Semua yang ada bisa saja terpisah, oleh daratan, lautan, atau bahkan hanya selapis udara tipis yang menebar jala pembeda. Semua yang ada selalu dipisahkan, tak pernah menyatu, dengan apapun, dengan siapapun. Kita mengenal si pemisah ini dengan kata jarak, sesuatu yang sering didengar, selalu diucap, tapi tak pernah diharap. Siapa pula yang mau berjarak dengan yang dicintainya? Dengan yang mencintainya?dengan yang dimilikinya? Dengan yang memilikinya?pun aku dengan semuanya.