Ketika
saya masih di SD dulu, saya ditanya guru saya, mau jadi apa saya, Presiden,
dengan mantap dan tak tahu betapa berat serta sulitnya jadi Presiden jawab saya
lugu saja. Ada teman saya menjawab jadi Polisi padahal badannya cungkring, ada
pula yang menjawab jadi dokter, dan masih banyak impian anak-anak super polos
diantara riuhnya kelas kami. Satu jawaban teman yang mencengangkan, “ aku ingin
punya pabrik knalpot kaya bapak ” dalam suara ngapak nyiur rendah, mungkin ia
malu dengan cita-citanya dibanding dengan cita-cita teman-temannya yang
membumbung dan terasa sangat sulit tercapai.
Apapun
impian dan cita-cita kami kami senang dan sehabis itu lupa lagi dalam ramainya
antrian panjang tukang cilok, jajanan SD yang sangat diminati saya dan
teman-teman. Kini saya sadar dan ingat kejadian “ beradu mimpi “ bersama
teman-teman. Menjadi seorang Presiden, haha.. saya ngakak sendiri, walau
sebenarnya saya juga bingung kenapa saya sepolos itu sewaktu SD.
Dari
cita-cita itulah aku mulai berani tumbuh. Dari harapan itulah awal semangat
kehidupan. Menjadi pemimpi untuk menjadi pemimpin. Menjadi pemimpin memang
butuh mimpi, karena gambaran ideal itu hanya ada pada alam mimpi kita,
Menjadi
pemimpin itu bukan bakat, tapi usaha diantara raga yang turun dan berani lelah
untuk melayani orang lain dan hati yang siap merasa penderitaan orang lain.
Dengan kita dekat dengan yang kita pimpin berarti kita sedang menjalani fase
belajar, belajar untuk menjadi pemimpin yang manunggal dengan rakyatnya, manunggal
bukan hanya karena rakyat adalah konsituen yang hanya diambil kekuatan
suaranya.
Menjadi
pemimpin hendaknya mengetahui apa yang rakyat kehendaki, merasa apa yang
diderita dan mendalami apa yang menjadi masalah rakyat. Menjadi pemimpin
berarti siap untuk mengkebiri kepentingannya sendiri demi kepentingan
rakyatnya. Mengkebiri kepentingan
konstituen poilitiknya demi kepentingan rakyat yang hakiki.
Pemimpin
yang manunggal dengan rakyat adalah ksatria yang berani membela seluruh hak
rakyatnya, menjaga rakyat sebagaimana bapak yang menjaga anaknya. Manunggalnya
pemimpin dan rakyat adalah ikatan cinta yang tumbuh karena kenyamanan, saling
asih asah dan asuh seperti guru yang mengajarkan sesuatu pada muridnya dengan
penuh kesabaran. Perhatian pemimpin yang manunggal tak sekadar bagaimana urusan
perut, tetapi kenyamanan, ketentraman dan keadilan. Begitulah gambaran pemimpin
yang manunggal, yang satu hati, satu jiwa, dengan rakyat, dengan kepentingan
rakyatnya.
Pemimpin
yang manunggal bukan sekadar dari bakat bawaan lahir, tapi kemanunggalan
tersebut berawal dan bersumber dari niat untuk membaktikan dan mengabdikan
secara total. Memang ada cerita bahwa pemimpin itu dilahirkan, ya saya rasa
juga ada benarnya, seorang kaya raya dengan puluhan perusahaan dibawah kendali
tangan akan memberi pegangan bahwa anaknya akan menjadi penerus
kepemimpinannya, setidaknya punya harapan lebih bahasa pahitnya.
Menjadi
pemimpin bukan hanya sekadar banyak konstituen dan banyak pendukung, tapi jauh
dari itu, manunggalnya seorang pemimpin adalah ketika ia dapat menjalin
hubungan inter dan intrapersonal denga rakyatnya.
Selamat
menjadi pemimpi sebelum jadi pemimpin…selamat mengingat mimpi bagi
saudara-saudara yang telah menjadi pemimpin, karena dalam mimpi itulah gambaran
ideal tercipta. Selamat.
(Khanif Idris)
hahahahahhaha.. tukang cilok di bawa-bawa.. wkakakkaka.. but, over all good :)
BalasHapushahaaa...saya kangen sama ccilok SD..
BalasHapusthanks ya uda di baca...ahhaa
give advise please..
Tulisan yang renyah,,,,, gambaran cemerlang cita-cita masa kecil,,,,,,namun semua itu tergerus setelah dewasa. Apa yang salah dengan kepercayaan diri sebagian anak bangsa setelah dewasa? Menjadi pemimpin adalah pewakafan diri pada pengabdian, meski terkadang dihujat dan dipuja....semua adalah dapat dimahfumi. Selamat atas keteguhan cita-cita.
BalasHapusTulisan yang renyah,,,,, gambaran cemerlang cita-cita masa kecil,,,,,,namun semua itu tergerus setelah dewasa. Apa yang salah dengan kepercayaan diri sebagian anak bangsa setelah dewasa? Menjadi pemimpin adalah pewakafan diri pada pengabdian, meski terkadang dihujat dan dipuja....semua adalah dapat dimahfumi. Selamat atas keteguhan cita-cita.
BalasHapuskaya krupuk..renyah.
BalasHapusthanks bang...pemimpin manunggal..seharusnya di pelajari..bukan hanya memeras suara rakyat.