Penghapusan
subsidi BBM (Bahan Bakar minyak) menjadi topik hangat di seluruh lapis manusia
di Indonesia. Aksi mahasiswa dan elemen lain yang menolak kebijakan tersebut,
ibu – ibu rumah tangga yang mulai merasakan dampaknya, kenaikan harga sembako,
walau penghapusan subsidi BBM belum di laksanakan, dan seabreg hal lain yang merupakan reaksi dari kebijakan tersebut,
termasuk perdebatan antar politisi-birokrat-akademisi dan praktisi, yang
disiarkan live hampir tiap malam di
beberapa stasiun Tv Swasta.
Minggu
lalu saya ikut aksi turun ke jalan bersama kawan di BEM KM UNDIP. Disini-tulisan ini- saya tidak hendak membahas
lagi bagaimana positif-negatif kebijakan ini kedepan. Sudah beberapa kali
kajian masalah ini saya ikuti, yang saya ingin kemukakan disini adalah, sebuah
ide agar fluktuasi harga minyak dunia tidak begitu menjadi mimpi buruk bagi
masyarakat.
Pemerintah yang sedang berupaya melakukan penyesuaian akan APBN 2012 sebagai akibat
dari kenaikan minyak dunia, seharusnya mencari solusi jangka panjang, agar
fluktuasi harga minyak dunia tak lagi membuat gejolak dalam mmasyarakat, minimal
meminimalisir hal tersebut. Pemerintah yang sangat berhasrat mengatur harga
minyak domestik, seharusnya juga bertanggung jawab mulai dari hulu-hingga-hilir
proses pengeboran dan pengolahan minyak juga untuk distribusi minyak tersebut.
Gejolak
sosial-ekonomi masyarakat seharusnya dapat diminimalisir oleh pemerintah. Aspek
sosial-ekonomi masyarakat harus menjadi pertimbangan paling utama bagi
pemerintah-bukan sebagai dampak penghapusan subsidi, lebih dari itu adalah
sebuah kewajiban pemerintah pada
rakyatnya.
BLT sebuah kompensasi yang ditawarkan
pemerintah menurut saya tidak optimal. Lihat saja aksi perangkat desa menolak
pemberlakuan subsidi langsung-BLT. Para perangkat desa menolak, karena mereka
menjadi “korban” dari sebuah kebijakan yang tidak adil,tidak tepat sasaran. Mereka
seringkali mendapat protes dari warga yang seharusnya mendapat BLT tetapi tidak
mendapat haknya, dan orang yang yang tidak semestinya mendapatkan BLT tersebut
malah menikmati subsidi langsung tersebut.
Diperlukan jaring pengaman sosial dan ekonomi
yang kuat, agar fluktuasi harga minyak tidak lagi membuat gejolak-reaksi yang
cenderung menyengsarakan rakyat. Sudah seharusnya minyak yang dimiliki
Indonesia-dan kebijakan yang mengaturnya
lebih menyejahterakan rakyatnya.
kunjungan gan.,.
BalasHapusbagi" motivasi.,.
Orang miskin bukanlah seseorang yang tidak mempunyai uang,
tapi ia yang tidak memiliki sebuah mimpi.,
di tunggu kunjungan balik.na gan.,.,
maaf baru bisa main blogging lg..
BalasHapusthx info yg sdh di share..
klo blh berpendapat si, klo saya yg saya sesalkan adalah sikap elit2 dsna yg ga transparan. tksan ga mw "curhat" sebenernya ttg something behind the fact...
saya tunggu sharring info selanjutnya ^^<
good job
nb : sering2 update yah, masa tu jaraknya lama bgt, ayo semangat ....